-->
aOGEZI57OQn5yP1hBMFB2o83mW9XQR0xpYfzSrtQ

Contoh Cerpen Selamat Ulang Tahun

Ucapan Selamat Dari Seberang

Dari pucuk-pucuk hati yang layu terpanggang problema kehidupan, dan diantara kesibukan yang menyertai langkah kaki-ku dalam usaha menuju kebahagiaan yang sempurna,Aku luangkan waktuku tuk menuliskan sebuah cerita keabadian yang mulai tercatat 24 tahun silam. Saat itu aku masih dalam genggaman yang empunya kehidupan.aku tidak mendengar tangisan pertamanya tuk menyapa dunia.Tangisan yang memecah kesunyian malam di sebuah dusun yang belum terjamah perkembangan zaman.

Menurut cerita dari dia yang saat itu bergulat dengan maut, dapat aku bayangkan betapa bahagianya dunia memiliki seorang putri dari pasutri “Yeremias Punang and Regina Blolong” di hari ke-27 bulan Mey 24 tahun yang lalu; setelah sebelumnya keluarga ini mendapat berkah dari Tuhan yang tidak disempurnakan dengan nafas kehidupan. Dan Munculnya sebuah nama, menghapus kesepian dan kerinduan yang terpatri kurang lebih satu tahun lamanya dalam bingkai asmara pasutri muda ini.

Tiga tahun berselang aku hadir menemani dia dan melengkapi kebahagiaan mereka. Bersama dia melangkah menemani dan menghibur Ayah dan Bunda melawan kerasnya kehidupan kala itu. Dan Menurut cerita Bapa Kami berdua sangat bahagia. Terima kasih atas pengorbananNya Bapa and Mama….!!!! Kami akan selalu Mengingatnya.

Selang 3 tahun, Ia diajak oleh Familiku untuk menuntut ilmu di tempatnya berkarya dalam mencerdaskan bangsa. Semua Kebahagiaan yang telah tercipta saat itu belum sempat terekam dalam memory kehidupanku, karena saat itu aku masih berusia 3 tahun. Pertemuan sekali dalam Setahun tidak cukup bagiku untuk membagi ataupun merasakan kasih sayang dari seseorang yang mulai saat itu, dan pertama kali saya kenal dengan nama “ Maria Agustina Peni”. Dia yang selalu Ranking 1 di kelas dan menjadi murid teladan di sekolah. Sayangnya aku tidak pernah mengalami bagaimana saat belajar di rumah dituntun dan dibimbing oleh seorang Kakak yang aku kenal Smart di kelas. Cuma hanya karena jarak.


Delapan belas tahun sudah, kami menuliskan kisah yang sama.hanya bertemu waktu liburan, Setelah Ia menamatkan SMP di kota kabupaten dan memilih bersekolah di Jawa (malang) plus praktek di Jakarta. Bingkisan-bingkisan yang selalu dibawanya dari kota saat liburan melengkapi satu malam kebersamaan kami. Ia mendongengkan sejuta kisah kehidupannya dan bernyanyi bersama ditemani gitar lapuk sembari menungu Bapa pulang dari laut yang menurut cerita mama, Bapa mencari temannya nasi putih. Saat itu baru terbukti bahwa Saudriku ini bernaluri musik. Setelah melalui pembicaraan di telpon ia mengumbar, dia udah bisa maen gitar. Hebat…..!!!!!

Aku pun memilih bersekolah di kota terbesar ke-dua di kolong republic ini, setelah ia bergabung kembali dengan kami sehingga tidak ada waktu yang lama untuk bersama hidup dalam keluarga kecil yang damai dan cukup sejahtera. Dialah yang mengantarkan aku ke tempat ini hingga sekarang menginjak periode ke-4 tahap Studiku.

Suasana liburan kami lalui tanpa ada problem yang berarti, walupun terdapat sedikit masalah saat Ia mengantarkan aku ke Kota tempat ku-menuntut ilmu sekarang. Ku tahu aku yang salah, tetapi Ia memilih mengalah. Kenapa…? Hingga sekarang kebiasaan ini masih saja ia lakukan saat menghadapi problem keluarga yang bersangkutan dengan aku. Kerelaan hatinya untuk membuatku bahagia tak akan dilupakan dalam catatan sejarah kehidupanku.

Konsekwensi apapun siap diterimanya seperti yang dialaminya sekarang, di hari bahagianya ini. Keputusannya yang berat membuat dia harus mengorbankan masa depannya untuk kebahagiaanku. Mungkinkah dia mengingat sebuah nasihat usang dari pendahulu kita,“kakak harus mengalah untuk Adik”…?? ataukah dari bisikan hatinya yang mengatakan “kasihan Ortu Kita ade”..??? . Aku tidak tahu persis, apakah perasaan dia sebenarnya atas jawaban Ortu tentang keinginannya itu,membelit dengan keras di lehernya. Tuhan…….Maafkanlah ku yang mungkin selalu memaksakan kehendak di hadapan Ortu sehinnga membuatNya selalu mengalah, atau dari ke-2 orang tua kami yang mungkin tak sanggup memenuhi keinginan Kami. Kakak….Ku sangat menghargai Pengorbananmu.

Kini di hari bahagianya ini, sebelum jarum jam bergeser sedetik dari pukul 00.00, Aku akhiri cerita kisah keabadian ini bersama lantunan doa kepada yang Esa. Semoga Hari-harinya selalu dihiasi dengan kebahagiaan, panjang umur dan memohon tuntunan jalan atas masalahNya yang tak tahu kapan akan buyar dari lamunanNya. Ku sempurnakan malam ini dengan memandang foto-fotonya yang telah tersimpan 1 tahun yang lalu.

Senyum manisnya mewarnai lembar demi lembar,tetapi pertanyaan ini muncul lagi dalam kesendirianku di dalam kamar,saat itu jam komputerku menunjukan pkl. 23.50. Apakah saat ini ia Sebahagia seperti dalam potret ini..???? apakah Ia masih dapat Melewati kebahagiaan di Hari ULTAHnya ini tanpa seorang Adik dan dalam Suasana Hati yang keruh karena keputusan Orang tua yang tidak memihak kepadanya, ataukah mengumbar tawa kebahagiaan di hari ULTAH untuk menutupi luka di HatiNya…???? Aku masih terdiam……

Akhirnya dengan nada sedikit tertahan kubisikan kalimat ini di depan potretnya yang barusan kupoles tadi siang.”Selamat mengukir cerita di atas kanvas kehidupan usia 24 Saudariku tersayang…. semoga Kehidupanmu selalu diwarnai dengan ketegaran dan kesabaran. Selamat Ulang Tahun Saudariku, God Bless You.
Related Posts
Wandy Punang
Senang Belajar Otodidak

Related Posts

1 komentar

  1. Salut dgn pengorbanan kakak, yg selalu mendahulukan kepentingan adiknya,,dan Terharu dgn Kata2nya yang menyentuh banget,,

    BalasHapus