-->
aOGEZI57OQn5yP1hBMFB2o83mW9XQR0xpYfzSrtQ

Membangun Bedeng untuk Berkebun Sayur Bersama Keluarga

Saya Wandy, dan Istri Saya Bertin, beserta Glory anak kami, tinggal di sebuah desa yang terletak di selatan pulau Lembata, Indonesia. Tepatnya di Desa Lolong.

Berawal dari istri yang suka tanam sayur dan buah di polybag tetapi selalu rusak karena ayam kampung, akhirnya kami berencana untuk membuat bedeng sayur di sebuah pekarangan kosong yang letaknya tidak jauh dari rumah.
Bedeng Sayur sudah ditanami sayur sawi


Tentu saja saya sangat antusias dengan rencana proyek kecil ini, karena sebelum saya menikah dengan Bertin saya juga suka memelihara tanaman, tapi waktu itu saya memelihara bonsai dari beberapa jenis tanaman. Yah, sejak kedatangan istri dan kehadiran Glory di tengah kami, kegiatan memelihara tanaman itu saya mandatkan kepada sang istri. Eh malah istri yang lebih perhatian sama tanaman-tanaman barunya.

Sejak mengenal Bertin, saya tau bahwa dia tidak pintar merayu, tapi kali ini Ada satu rayuannya yang berhasil meluluhkan saya adalah bahwa berkebun itu bukan hanya untuk mengurangi anggaran belanja sayur dan buah, tetapi secara tidak langsung akan menyumbang oksigen untuk bumi. Wuhhhh…ini keren Pak, menurut saya. Bagaimana menurut teman-teman?

Kami mulai dengan mencari tahu bagaimana cara membangun bedeng sayur yang efektif dan fungsional, dan yang pastinya bahwa harus aman dari ayam kampung. Istri mendaulatkan saya menjadi pengarah proyek keluarga ini. Kami semua duduk bersama di ruang keluarga, membuka laptop, dan mulai mencari panduan online tentang bagaimana mengelola tanaman yang baik.

Setelah mendapatkan informasi yang kami butuhkan, dan merancang biaya yang diperlukan, kami memantapkan niat untuk membuat bedeng sayur itu. Tiang pancang dari kayu gamal yang sekiranya dapat bertunas supaya supaya bisa tahan lama, serta bambu menjadi bahan yang harus kami persiapkan. Besoknya, material lokal ini mulai saya hadirkan disana.

Sebagai kepala keluarga, saya memimpin proses konstruksi ini, sedangkan istri membantu seperlunya sambil menjaga buah hati kami. Tujuh hari lamanya proyek pembangunan ini baru bisa rampung berhubung kami masih berbagi waktu dengan kerja dan urusan keluarga.

Selama proses tersebut, kami tidak hanya bekerja keras, tetapi juga saling berbagi tawa dan keceriaan. Glory juga ikut membantu dan ini membutuhkan pengawasan lebih dari ibunya. Ini adalah momen bahagia dengan cara kami sendiri.

Ada beberapa bibit sayur yang sudah kami dapatkan dari tetangga,seperti terung, sawi dan bayam. Ada juga mentimun, melon, semangka dan tomat yang sudah istri persiapkan sebelumnya.

Kami sangat menantikan moment dimana kami berbangga melihat hasilnya dan merasakan kepuasan yang mendalam karena bisa makan sayuran segar yang telah kami tanam dengan tangan kami sendiri. Kami merasa lebih dekat satu sama lain dan memiliki pengertian yang lebih baik tentang pentingnya menghargai dan merawat alam juga menghadirkan sayur dan buah yang organic di meja makan.

Berkebun sayur bersama keluarga adalah sebuah pengalaman yang berharga. Kami tidak hanya belajar tentang mencintai alam, tetapi juga mengerti nilai pentingnya bekerja sama, saling membantu, dan merayakan hasil dari kerja keras. Momen-momen ini akan selalu kami nantikan dalam melanjutkan misi keluarga ini. Tetap pantau yah teman –teman…Salam hangat dari kami sekeluarga.

Ada videonya ni teman-teman.. silakan ditonton semoga terhibur 

Related Posts
Wandy Punang
Senang Belajar Otodidak

Related Posts

Posting Komentar