-->
aOGEZI57OQn5yP1hBMFB2o83mW9XQR0xpYfzSrtQ

Inilah Teknik Mancing Paling Unik dan Ekstrem di Lembata

Memancing dari atas perahu sambil mendengarkan musik,  menikmati makanan ringan atau duduk di atas sampan sambil menyulut batang-batang rokok, itu cara yang sudah sering kita temui. Cara seperti itu tidaklah unik

Ada teknik mancing unik nan ekstrem loh di Lembata. Mari sini mendekatlah, saya ceritakan.

Di pesisir pantai Desa Pasir Putih Mingar dan Desa  Lolong, sering saya temui pemancing-pemancing hebat dengan sebuah teknik memancingnya yang menurut saya sangat menantang nyali dan butuh skill tingkat tinggi. Sangat berbeda dengan yang saya lihat di daerah lain.


Pulang Memancing dengan Teknik Baololo
Foto : Wandy Punang

Orang setempat menyebutnya Baololo. Artinya terapung atas. Teknik memancing ini biasanya menjadi pilihan terakhir bagi mereka yang ingin  sekali memancing, tapi tidak memiliki perahu atau sampan.

Cara ini sudah ada sejak zaman dahulu. Ketika nenek moyang pada waktu itu mengalami keterbatasan alat dalam membuat sampan. Cara inilah yang mereka pakai untuk bisa mencari ikan di laut yang kedalamannya  10 hingga 20 meter.  

Kebanyakan pemancing disini melilitkan senar pancingannya pada potongan bambu yang sudah dibuat sendiri.  Senar dan mata pancing sudah menggunakan produk modern.

Bagaimana sih teknik memancing Baololo yang bisa saya sebut sebagai paling unik di dunia itu?

Begini caranya. 
Sebatang  kayu dengan panjang sekitar 3 meter,  berdiameter 20 centi ,dipilih dari jenis kayu tertentu yang  sekiranya bisa mengapung dengan baik.  Pemancing akan duduk di tengah, di atas kayu itu seperti sedang mengendarai sepeda motor. Air laut akan menutupi dada ke bagian kaki.

Kayu itu dipakai sebagai alat menggantikan fungsi pelampung. Butuh keseimbangan yang baik untuk bisa dengan santai duduk diatasnya sehingga dengan baik melakukan aktivitas mancing.

Apabila ingin berpindah tempat mancing, pemancing harus turun dari batang kayu dan merubah posisi menjadi berenang gaya dada sambil memeluk batang kayu tadi sehingga bisa bergerak maju.

Mereka punya cara unik. Sebuah tabung kecil yang disimpul menyatu dengan tutupan lalu dililitkan di kepala. Bila mau memasang umpan dan mengganti peralatan mancing, tabung tadi diturunkan dari kepala. Hal ini dilakukan sangat hati-hati karena apabila semua yang ada dalam tabung itu tumpah, maka kelar sudah perjuangan mencari ikan.
 
Sedang Memancing dengan Teknik Baololo
Foto : Wandy Punang
Ada satu tali yang ujungnya telah diikat pada batang kayu pengganti sampan tadi. Tali ini dipersiapkan untuk mengikat ikan hasil mancing. Sebelum mata kail dilepas dari mulut ikan, tali harus sudah dimasukan dari pelipis ke arah mulut, atau melalui mata ikan.

Ini dimaksudkan agar apabila ikan meronta, ikan tak lepas dari mata pancing dan kabur.    

Mancing dengan cara seperti ini memang tidak luput dari hantaman arus air yang bisa saja menyeret mereka menjauh dari pantai. Lalu senar pancingan yang bisa saja kusut dan terbelit karena dibiarkan saja berserakan di dalam air. 

Benar-benar butuh nyali dan kesabaran tingkat tinggi sobat.

Lamanya seseorang mancing Baololo tergantung dari kekuatan berenang dan daya tahan tubuh seseorang dalam air. Ada yang sampai 3 jam, bahkan ada yang lebih. Demikian penuturan Om Lendy Blolong yang saya temui sesaat setelah beliau mancing dengan cara ini.

Asyik dan sangat menantang nyali untuk teknik pemancingan ini. Bagi yang belum terbiasa akan sangat kerepotan .

Kabar baiknya adalah bahwa apabila pemancing membawa kacamata selam, maka ia akan menikmati keindahan terumbu karang dan juga bisa melihat  ikan yang mendekati atau menyambar umpan. 

Seru kan ?

Dalam sebuah obrolan santai dengan Bapak Isodorus Sura  yang saat ini menjadi kepala desa pasir putih, mengatakan : “teknik mancing Baololo ini memang sangat unik dan bisa saja menjadi daya tarik yang baik bagi wisatawan. Tinggal saja generasi tanah ini dapat mengemasnya dalam event lomba mancing misalnya,  atau yang lain lagi.”

Mampukah kita?
Related Posts
Wandy Punang
Senang Belajar Otodidak

Related Posts

2 komentar