-->
aOGEZI57OQn5yP1hBMFB2o83mW9XQR0xpYfzSrtQ

Koor dan Musik Dalam Liturgi Gereja Katolik Bukan Untuk Pertunjukan!


Saya pasti sependapat dengan anda bahwa musik memang diperlukan dalam gereja katolik untuk menambah kekhidmatan dalam misa. Gereja memang terbuka terhadap penggunaan alat musik lain, misal organ dan keyboard. 

Dalam perjalanannya koor dan musik kadang disalahgunakan dalam mengiringi lagu-lagu yang dinyanyikan saat misa berlangsung. Musik malah menjadi patokan dalam paduan suara. Lalu koor dianggap sebagai tempat pertunjukan sehingga mengabaikan peran umat yang seharusnya ikut aktif bernyanyi dalam misa. 

Saya pernah mengikuti misa yang diadakan oleh lembaga keuangan tempat Saya bekerja. Waktu itu kebetulan koornya diminta dari sebuah sekolah menengah katolik di kabupaten ini. 

Saya tidak mempermasalahkan tentang kualitas suara mereka. Tapi itu tentang alat musikya. Masa iya ? sampai alat musik drum band dibawa dalam mengiringi misa. 

Drumb ditabuh bagaikan sebuah konser, dan menutupi suara dari koor. Waktu koor menyayikan bagian solo, setiap kata tak terdengar jelas. Bagaimana Saya, juga pasti umat yang lain menghayati lirik solo yang dinyanyikan? 

Saya pikir iringan koor sepeti ini tidak dibutuhkan dalam liturgi katolik. Malah cenderung ke kebiasaan umat dalam agama protestan . 

Hal ini berkesan bahwa musik yang dimainkan lebih kepada musik yang bersifat profan atau pop. Saya dan juga umat yang lain malah tertuju kepada para padauan suara dan musiknya. Memang benar-benar mengganggu konsentrasi doa yang disatukan dalam nyanyian. 

Lalu pada kesempatan lainnya, Saya sangat tergangu bila dalam gereja bunyi musik sangat mendominasi dari suara koor. Alat musik yang dipakai memang organ dan keybodar, namun sayang volumenya disetel terlalu keras sehingga musik terdengar mendominasi. 

Mungkin sang organis terlalu bersemangat atau suara koor yang kurang power. Tapi bukankah musik hanya sebagai pengiring lagu dan bukan sebagai patokan utama saat lagu dinyanyikan oleh segenap umat ? 

Penggunaan berbagai rhythm yang dibenam dalam perangkat elektronik organ itu apabila digunakan oleh sang organis, semakin mencerminkan bahwa iringan untuk koor semakin jauh dari liturgi katolik. Malah terkesan seperti bernyanyi nyanyian dunawi (profan) atau sama sekali bukan bernyanyi untuk liturgi. 

Saya lebih sreg apabila sang organis bermain dengan voice piano ataupun church organ, tanpa menggunakan musik rhythm dari organ. Apakah kamu juga ? 

Kita lanjut ke masasalah koor. Terkadang pemilihan lagu yang tidak mengumat membuat sepertinya koor sedang mengambil peran umat. Mungkin sobat juga pernah mengalami bahwa datang ke gereja lalu melihat koor sendirian bernyanyi tanpa diikuti umat karena pemilihan lagu-lagu yang sangat baru atau tidak termasuk dalam daftar nyanyian liturgi gereja katolik. 


Bukankah paus juga telah mengingatkan, bahwa para paduan suara harus berusaha melawan godaan untuk tidak mempertunjukan kemampuan lebih banyak dengan mengambil bagian umat sehingga umat kurang aktif dalam misa ? 

Ini pengalaman dan pendapat Saya terhadap koor dan  penggunaan musik yang over dalam liturgi gereja katolik. Apabila Sobat punya pengalaman dan pendapat yang berbeda, mari kita diskusikan dalam kolom komentar. Have a nice pray..!!!

Gambar Oleh : Jorg Moller dari Pixabay
Related Posts
Wandy Punang
Senang Belajar Otodidak

Related Posts

Posting Komentar