-->
aOGEZI57OQn5yP1hBMFB2o83mW9XQR0xpYfzSrtQ

Abstrak Tugas Akhir “Penatalaksanaan Terapi Wicara Pada Anak Dengan Gangguan Pendengaran”

Seorang mahasiswa tak akan pernah luput dari yang namanya tugas akhir dengan segala problematikanya. Memang banyak kisah yang saya alami dalam menunaikan tugas akhir yang menjadi salah satu syarat dalam memperoleh gelar terapi wicara. tapi itu nanti akan saya ceritakan di lain waktu. 
Screenshoot Abstrak Tugas Akhir

Kali ini akan saya bagikan abstrak tugas akhir yang ditulis sewaktu menjadi mahasiswa semester akhir di Poltekkes Surakarta. Sobat boleh menjadikan penelitian ini sebagai penelitian terdahulu ataupun sebagai contoh dalam membuat sebuah abstrak tugas akhir. Cekidot ! 


ABSTRAK 

PENATALAKSANAAN TERAPI WICARA PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA 

Lambertina Genapa1, Ig. Dodiet Aditya Setyawan SKM.,MPH2, Sudarman SST.TW,SKM3 

Latar Belakang: Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari komunikasi untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, perasaan, atau pendapat berupa tanda, isyarat dan lambang yang dinyatakan secara sadar maupun tidak sadar, sebuah istilah yang lebih luas dari bahasa dan bicara. Terkadang dalam komunikasi banyak terdapat hambatan-hambatan yang mengganggu komunikasi. Salah satu faktor yang menghambat adalah kurangnya kemampuan untuk mendengar dengan baik. Kondisi dimana seseorang mengalami gangguan pendengaran biasa disebut dengan Hearing loss, hearing impairment, hard of hearing, deaf and deafness. Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran disebut Disaudia. Disaudia adalah gangguan artikulasi yang berhubungan dengan kesulitan audio feedback yang mungkin terjadi sebagai akibat dari gangguan pendengaran 
Tujuan: Tujuan dari proses terapi yang dilakukan yaitu untuk mendeskripsikan penatalaksanaan terapi wicara pada anak yang mengalami gangguan bahasa pada kasus gangguan pendengaran, untuk mendeskripsikan metode modeling yang digunakan dalam penatalaksanaan terapi wicara pada kasus gangguan pendengaran. 
Metode: Metode yang digunakan dalam proses terapi ini mengunakan metode modeling digunakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa reseptif dan kemampuan bahasa ekspresif. 
Analisis Data: Berdasarkan dari data ahli lain, dapat diperoleh informasi bahwa pasien mengalami gangguan pendengaran pada telinga kiri 105 dB dan telinga kanan 100dB. Ditinjau dari bidang terapi wicara pasien mengalami disaudia. Berdasarkan asset dan limitasi yang dimiliki pasien, prognosis pasien kedepan baik. 
Hasil: Setelah dilaksanakan terapi sebanyak 5 kali pertemuan dan 1 kali evaluasi dengan durasi terapi 30 menit setiap pertemuan. hasil terapi yang dilakukan menunjukan bahwa adanya peningkatan pada bahasa reseptif yaitu menunjuk mata dan mulut sedangkan pada bahasa ekspresif pasien mampu menyebut mata. 
Kesimpulan: berdasarkan hasil terapi yang telah dilakukan pasien mengalami peningkatan pada bahasa reseptif sebesar 40% dan untuk bahasa ekspresif sebesar 20%. Penghambatan keberhasilan terapi pada pasien disebabkan oleh waktu terapi yang terbatas, waktu penggunaan alat bantu dengar. 

Kata Kunci: Penatalaksanaan Terapi Wicara Pada Anak Dengan Gangguan Pendengaran. 

1) Mahasiswa Prodi D-III Terapi Wicara Poltekkes Surakarta 
2) Pembimbing I 
3) Pembimbing II 

Karya ilmiah ini tersimpan di perpustakaan kampus Poltekkes Surakarta. Bagi sobat yang sedang mencari referensi sebagai penelitian terdahulu dan ingin membaca fulltext-nya dapat mengeceknya kesana. 

Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat secara luas. Selamat Menulis !
Related Posts
Bertin Karangora
Suka belajar hal baru

Related Posts

Posting Komentar