-->
aOGEZI57OQn5yP1hBMFB2o83mW9XQR0xpYfzSrtQ

Mirip Tanah Lot Bali, Pantai Ini Bisa Jadi Tujuan Petualanganmu Di Lembata

Ada banyak sekali tempat di Lembata yang belum saya kunjungi. Maka ketika mendapatkan kesempatan, saya tidak membiarkannya lenyap begitu saja. Saya suka bepergian, dan pulang selalu membawa cerita, yah.. termasuk cerita ini. 

Saya bersama Roni yang membonceng Mimi, berangkat mengendarai sepeda motor beriringan melewati beberapa desa yang langsung menghadap ke laut. Kami berangkat dari Mingar pukul sepuluh. 

Bukit dan ngarai kami lalui, kelok dan berdebu. Tak ada jalan aspal disini. Ombak bergerak menepi di pasir dan berdebur di dinding-dindig batu yang kokoh. Tebing curam langsung menghadap samudera menjadi pemandangan setia di sisi kanan . 

Kondisi jalan yang berekerikil dan lubang bekas lumpur di musim hujan harus jeli dipandangan mata , dan terkadang tak bisa dielak di bagian depan. Gilas roda pada kerikil kadang membuat kami sedikit kerepotan berusaha menyeimbangkan kendaraan. 

Akhhh,...kita istirhat dulu disini. Roni yang lebih dahulu mematikan mesin kendaraan di tepi sebuah pantai yang terletak di pertengahan desa Idalolong dan Lewopenutung. 

Kami berada di sebuah tempat yang dibangun untuk menangkal abrasi. Orang sering menyebutnya Brongi. Setelah mengamil gambar dan merekam debur ombak yang pecah di batu karang, kami melanjutkan perjalanan. 

Mengekor mata dari sela pohon lontar dan kelapa yang berjejer di kanan jalan selepas kampung Tirer , terlihat bukit kecil dikelilingi air laut. Orang mengenalnya dengan sebutan Nubi. Bak sebuah kapal nelayan dengan layar yang indah bersandar di pesisir kampung Tirer , ia berhasil memangil kami untuk singgah. Tempat ini mengingatkan saya akan Tanah Lot di Bali yang saya kunjungi 5 tahun yang lalu. 
Arah Barat Pantai Nubi  Saat Sedang Pasang Surut.
Nubi terdiri dari bongkahan karang yang besarnya ditaksir hingga 500 meter persegi , dan diatasnya ditumbuhi rumput diselingi pepohonan. Jarak dari tempat kami berdiri sekitar 100 meter. Matahari tepat sudah berada di atas kepala ketika kami tiba di Pantai Nubi. 

Jelas terlihat ada pohon asam berdiri diselingi beringin disana. batu karang mirip menyusun membentuk tangga menuju bukit yang ditumbuhi rumput. Ada niat untuk dapat menggapai bukit itu. sayang saya belum mengenal tempat ini secara baik, dan ditambah cerita mistis yang lebih dahulu saya dengar membuat saya harus mengurungkan niat itu. 

Kami melompati batu demi batu mencari posisi untuk membidik kamera dengan baik. Jauh di bagian barat terlihat tanjung naga, tempat matahari akan jatuh nanti sore . Saya bersyukur dapat mengabadikan tempat ini sebelum serius ditata lebih lanjut. kami merelakan waktu 2 jam berada di tempat ini. 
Arah Timur Pantai Nubi,
 Saat Sedang Pasang Naik
Dibalik kemolekannya, Nubi menyimpan cerita-cerita sejarah dan mistis yang masih harus ditingkap. 

Menurut salah seorang putra daerah yang saya mintai keterangan melalui obrolan di facebook menuturkan, seseorang yang singgah di tempat ini tidak boleh membawa sesuatu yang sudah dilarang secara turun temurun. 

Barang-barang yang dimaksud adalah, daun kelor, daun melinjo hutan, ikan kakap merah, ikan lumba-lumba dan termasuk juga ikan paus. akan ada hal aneh yang menghantui bila pantangan ini dilanggar. Duhh...beruntungnya kami tak sampai menyeberang ke bukit itu,. Gumam saya dalam hati. 

Nubi menyimpan berbagai ragam ikan dan siput kerang. Ada salah satu siput kerang, berbentuk kerucut yang memiliki ukuran yang lebih besar dan tidak ditemukan di sebagian pantai di pesisir pantai selatan lembata ini. Orang setempat menyebutnya Koborajan. Siput ini menjadi makanan khas kampung Tirer dan Tapobali. 

Saya seorang spear fish dan sering memburu ikan di tempat ini. keindahan bawah air masih tetap alami. Sejak penangkapan ikan menggunakan bom intensif dilarang pemerintah , keasrian terumbu karang disini semakin mempesona, demikian ia mengakhiri penuturannya. 

Tak jauh dari Nubi, terdapat sebuah spot foto yang juga apik yang berlatarbelakang tanjung. Di tanjung itu terdapat sebuah dusun yang terkenal sangat keramat dalam menjaga sarang walet putih. Kami beristirahat dan mengambil gambar lagi di sini , di desa Tapobali , lalu kembali melanjutkan perjalanan ke Lamalera. 

Pantai selatan Lembata ternyata menyimpan selaksa pesona terpendam. Bukit berderet menemani laut, bibir pantai yang seksi adalah juga tubuh Lembata yang harus segera dibelai pembangunan. 

Jalur menuju Pantai Nubi : 
  1. Jalur Boto. Berangkat dari kota kabupaten melalui desa Watokobu (Belang) menuju Boto dan lanjut ke Lamalera. Sobat dapat mengeksplor kampung nelayan ini dahulu sebelum lanjut ke pantai Nubi. Dari Lamalera ke Pantai Nubi membutuhkan waktu 1 jam berkendara menggunakan sepeda motor. 
  2. Melalui jalur yang sama namun sampai di Boto, dapat pula berbelok ke arah selatan menuju Desa Atawai dan lanjut ke selatan menuju desa Penikenek. Anda dapat berhenti sejenak di Air Terjun Kembar Lodovavo . Sampai di penikenek akan bertemu jalur dari Lewoleba melalui Loang. 
  3. Jalur Loang. Ini adalah jalur yang panjang. Tapi selama perjalanan mulai dari lewoleba hinga Loang, , akan disajikan pemandangan pantai. Tiba di Mingar, dapat menikmati pantai pasir putih. Satu kilo meter setelahnya, anda dapat mengunjungi pantai pata pu yang kini sedang dibangun investor. Lepas dari Desa Lolong, sobat akan kembali disajikan pemandangan laut hingga tiba disana. 
Transportasi : Dapat mengunakan sepeda motor dan mobil. Saya menyarankan anda tida mengggunakan sepeda motor automatic, mengingat kondisi jalan yang masih ekstrim. 

Akomodasi : Sobat harus membawa bekal perjalanan yang mumpuni, mengingat tempat ini belum tersedia penjualan bekal yang memadai. Apabila ingin menginap, maka sobat dapat menuju Lamalera ,disana tersedia homestay. 
Related Posts
Wandy Punang
Senang Belajar Otodidak

Related Posts

8 komentar

  1. Kaka, ada kah foto dari tempat yang kaka maksud dalam kalimat ini? "Tak jauh dari Nubi, terdapat sebuah spot foto yang juga apik yang berlatarbelakang tanjung..."? Maaf, saya terlanjur jatuh cinta dengan Lembata punya indah...

    BalasHapus
  2. Nice info...teruslah mengeksplor Lembata dengan tulisan. Lewotanah merestui.semangat...!!!

    BalasHapus
  3. keren kk,,jangan patah semangat membidik dan memasung kata menjadi kalimat untuk dijadikan santapan bagi para pengembara yg mengagumi keindahan lembata..sukses terus kaka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Brother...terima kasih sudah berkunjung ke Blog sederhana ini.

      Hapus
  4. Keren infonya saudaraku,
    Semangat blogging saudara🙏🏻

    BalasHapus
  5. Balasan
    1. Hai..terima kasih sudah berkunjung ke Blog ini.

      Hapus